Teluk Bintuni merupakan daerah terluas yang berada di wilayah kepala burung Papua Barat. Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Manokwari ini memiliki 7 suku asli yaitu Sebyar, Wamesa, Kuri, Irarutu, Moskana, Sough, dan Sumuri.
Menurut visualisasi data kependudukan kementerian dalam negeri tahun 2023, Jumlah penduduk muslim di Teluk Bintuni sebanyak 46,10% dari total penduduk 81.553 jiwa. Mayoritas penduduk beragama Islam di Teluk Bintuni berasal dari luar Papua.
Melihat fakta tersebut tidak heran jika dakwah di teluk Bintuni memiliki banyak tantangan baik di aspek sosio-kultural, keagamaan hingga kondisi alamnya. Mulai dari jalanan yang berlumpur, hingga minimnya dukungan infrastruktur.
Itulah realita tantangan dakwah yang dialami oleh salah satu alumni Program Kader Dai Pelosok Negeri yang di support oleh Mitra Dai Nusantara (MDN). Dai tangguh yang mengemban amanah dakwah di Teluk Bintuni tersebut bernama Ustdz Fahrurozi. Pemuda asal kota Semarang itu telah mewakafkan dirinya untuk tegaknya dakwah Islam di bumi Papua.
Ustadz Rozi, demikian sapaan akrabnya menuturkan bahwa tantangan tersebut tidak membuat dirinya dan kawan-kawan mundur untuk menyampaikan pesan dakwah di tengan masyarakat Teluk Bintuni yang memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat. Semangat mereka dalam menyebarkan nilai-nilai Islam tetap menggelora.
Kurangnya jumlah pendakwah di Teluk Bintuni membuat tugas Ustadz Rozi semakin berat. Sehingga Ustadz Rozi berusaha sekuat tenaganya dalam menghidupkan dakwah di kota seribu lilin tersebut. Berkat kerja keras dan keistiqomahanya dalam menyebarkan pesan pesan dakwah Islam, Ustdaz muda yang murah senyum tersebut dipercaya oleh masyarakat untuk mengemban amanah sebagai sekretaris MUI Teluk Bintuni.
Berbagai perbedaan budaya dan tradisi lokal juga menjadi tantangan yang sangat luar biasa. Tantangan tersebut dihadapi Ustadz Rozi dengan melakukan pendekatan yang bijak. Beliau senantiasa memahami dan menghormati keberagaman yang ada. Dengan keseriusan dan keuletan beliau, dakwah Islam di Teluk Bintuni bisa diterima dengan baik oleh masyarakat setempat.
Dengan segala kekurangan yang dimilikinya, Ustadz Rozi mampu berkolaborasi dengan ormas-ormas Islam yang ada di Teluk Bintuni. Sehingga dakwah Islam bisa menyebar luas dengan cepat serta mampu menembus lapisan masyarakat yang ada di sana.
Ustadz Fahrurrozi berkomitmen untuk terus menjalankan tugas mulia ini. Beliau senantiasa meneguhkan keyakinannya bahwa dakwah Islam adalah jalan hidupnya dan dakwah Islam harus terus berjalan di Bumi Papua. (MS)