Dzulhaq, Salah satu santri Kader Dai Pelosok Negeri binaan Mitra Dai Nusantara (MDN) tengah menorehkan jejak pengabdiannya di Kampus Pondok Agro Tahfidz Thursina yang berada di kawasan pegunungan Bromo. Keberadaannya dikawasan Suku Tengger tersebut dalam rangka menjalankan program Dai Mengabdi.
Program Dai Mengabdi merupakan program praktik dakwah langsung ke Tengah masyarakat. Dengan program Dai Mengabdi diharapakan para santri Kader Dai Pelosok Negeri bisa melihat dan mengetahui dengan pasti proses dakwah yang ada di masyarakat. Kemudian mereka memiliki kemampuan untuk mempraktikkan apa yang sudah dipelajari selama di pesantren.
Di tengah keterbatasan fasilitas, ia dan para dai lainnya berjuang untuk menghidupkan semangat pendidikan Islam di lingkungan yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Mereka menempati rumah warga dalam proses belajar sembari menanti rampungnya pembangunan kampus yang akan menjadi pusat dakwah dan pendidikan Al-Qur’an di daerah tersebut.
Keseharian mereka diisi dengan kegiatan yang sarat makna. Diniyah pagi menjadi pembuka hari hingga siang, disusul dengan halaqah hafalan Al-Qur’an setiap ba’da dhuhur, ashar, maghrib, dan isya. Hasilnya, rata-rata santri telah menghafal sekitar 4 juz, sebuah pencapaian yang membanggakan. Dzulhaq juga turut mengajar anak-anak setempat di TPA setiap sore. Dengan sabar dan tekun, ia menanamkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak, memberikan harapan baru di tengah lingkungan yang multikultural.
Pengabdian ini bukan tanpa tantangan. Kehidupan sederhana, minimnya fasilitas, serta kebutuhan untuk berinteraksi dengan masyarakat yang memiliki keyakinan berbeda mengajarkan banyak hal kepada Dzulhaq dan timnya. Namun, mereka percaya bahwa setiap langkah kecil yang mereka ambil adalah bagian dari misi besar membangun peradaban.
Harapan besar menggantung pada proses pembangunan Kampus Pondok Agro Tahfidz Thursina. Kampus ini diimpikan menjadi wadah bagi generasi penerus untuk mendalami ilmu agama sekaligus membangun keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan tekad dan doa, Dzulhaq bersama timnya terus melangkah, menjadikan tempat ini pusat cahaya Islam di tengah keanekaragaman masyarakat Bromo.
Semangat dan keteguhan Dzulhaq adalah cerminan nyata dari bagaimana pengabdian mampu membentuk masa depan yang lebih baik, tidak hanya untuk dirinya tetapi juga untuk umat secara keseluruhan. Misi ini adalah bukti bahwa dengan tekad, doa, dan usaha bersama, mimpi besar untuk membangun peradaban Qur’ani dapat menjadi kenyataan.