Seorang dai itu harus multitalenta, seorang dai harus memiliki banyak keahlian. Begitulah kira kira kata kata motivasi yang senantiasa terngiang di benak para santri program Beasiswa Kader Dai Pelosok Negeri. Khususnya keahlian dalam bidang dakwah baik kemampuan ceramah secara langsung maupun dakwah lewat media tulisan. Tentu keahlian tersebut tidak bisa ditawar tawar lagi.
Berangkat dari motivasi tersebutlah akhirnya Cahyo Nugroho dan teman temannya di program Beasiswa Kader Dai Pelosok Negeri berpikir untuk mengupgrade skillnya. Setelah melalui diskusi panjang dan perdebatan ringan, akhirnya mereka sepakat untuk tidak hanya mengupgrade skill saja tapi harus melahirkan karya nyata yang “abadi” dan “menginspirasi”.
Maka dari situlah lahir sebuah gagasan yang mewakili “abadi” dan “menginspirasi”. Abadi diwujudkan dalam sebuah karya berbentuk buku dan menginspirasi diwujudkan dalam isi bukunya. Dimana isi buku tersebut merupakan sebuah cerita perjalanan dan perjuangan para santri dalam menuntut ilmu hingga akhirnya masuk ke program Beasiswa Kader Dai Pelosok Negeri yang di support oleh Mitra Dai Nusantara (MDN).
Ada juga yang bercerita tentang pengalaman keajaiban sedekah yang mampu merubah kehidupan sebuah keluarga. Bahkan dalam buku tersebut ada cerita tentang perjuangan seorang dalam menjemput hidayah yang akhirnya bisa masuk Islam. Total tulisan dari buku tersebut ada 21 tulisan dengan ketebalan buku hingga 140 halaman.
Bermodal pengalaman menulis di beberapa media online dan majalah, teman temannya mendapuk Cahyo Nugroho untuk menjadi penanggung jawab “proyek’ penerbitan buku tersebut. Walaupun agak sedikit berat tetapi pemuda kelahiran Cilacap tersebut akhirnya menerima mandat dari teman temannya.
Akhirnya buah dari kerja keras seluruh team terbayarkan sudah dengan terbitnya sebuah buku dengan judul “Pejalanan Menggapai Mimpi”. Bahkan buku terbitan perdanannya sangat diminati. Hal itu terbukti dengan banyaknya permintaan atau pre order (PO). Hal yang tak disangka sangka yaitu biaya operasional penerbitan buku bisa tercover dari penjualan buku tersebut. Bahkan sampai menyisakan saldo yang cukup untuk syukuran dan berbagai kegiatan lainnya.Tentu ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa.
Walaupun ilmu menulis baru didapatnya saat masuk program Beasiswa Kader Dai Pelosok Negeri, tetapi pencapaian tersebut semakin mengokohkan “cita cita kecil” Cahyo untuk menerbitkan buku sendiri. Penerbitan buku “Perjalanan Menggapai Mimpi” seakan menjadi pengungkit dan pembakar semangatnya untuk segera menyelesaikan karya pribadinya.
“Ya, buku ini menjadi pembakar semangat yang memupuk keoptimisan saya untuk melahirkan karya buku sendiri. InsyaAllah saya bisa”. Tegasnya
Pemuda murah senyum tersebut juga berpesan kepada semua santri dan pemuda pada umumnya bahwa ternyata menulis buku itu mudah. Tentu asal kita serius dan tekun dalam menggarapnya. Dia juga berharap semoga kedepan akan lahir karya karya baru yang lebih baik lagi dari para santri Kader Dai Pelosok Negeri. (Sang Pejuang)