Mitra Dai Nusantara (MDN) terus berkomitmen dalam menebarkan kebaikan kepada umat. Salah satunya yaitu dengan suksesnya pelaksanakan layanan perdana kajian tahsin bacaan Al-Qur’an bersama Ust Abdullah Lc. (14/12/2024)
Dalam meningkatkan layanan kepada ummat, MDN terus berinovasi melaksanakan berbagai macam kegiatan yang sarat manfaat. Salah satu program layanan yang diberikan MDN adalah layanan kajian tahsin Al Qur’an. Hal ini bertujuan untuk memberikan layanan kepada masyarakat dan donatur yang ingin memperbaiki bacaan Al-Qur’an mereka.
Kegiatan yang berlangusng dari jam 16.00 WIB sampai menjelang waktu sholat amagrib tiba tersebut dibuka dengan pengingat bahwa membaca Al-Qur’an adalah amalan yang membawa kemuliaan tak terbatas. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa para pembaca Al-Qur’an akan mendapatkan ganjaran yang besar di sisi Allah SWT.
Kajian perdana ini menghadirkan pembicara Ustadz Abdullah, Lc., seorang lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, yang juga pemegang Sanad Qiro’at Mutawatirah. Beliau menyampaikan bahwa ilmu tajwid dan tahsin sangat penting untuk menjaga keaslian bacaan Al-Qur’an, karena kesalahan dalam membaca bisa berpotensi mengubah maknanya. Ustadz Abdullah menjelaskan bahwa pembelajaran tajwid dan tahsin harus menggabungkan teori dan praktek.
“Seyogyanya, pembelajaran tajwid dan tahsin harus menggabungkan teori dan praktik. Di awal kajian ini, kita fokus pada teori, terutama pengenalan makharijul huruf, sebelum berlanjut ke praktik secara intensif.” Ucapnya.
Pemuda asal kelahiran Sulawesi tersebut juga mengutip pandangan ulama besar Imam Muhammad bin Ali Ash-Shabban, yang menegaskan pentingnya memahami sepuluh perkara dasar dalam mempelajari ilmu syariah, termasuk definisi ilmu tersebut salah satunya tajwid dan tahsin.
“Ibnu shobban mengatakan bahwa sebelum seseorang mempelajari ilmu apa saja misal tajwid, bahasa arab, dll yang berkaitan dengan ilmu syariah, mereka harus tahu 10 perkara, salah satunya adalah definisi ilmu tersebut, misal apa itu tajwid secara bahasa yaitu tahsin yang bermakna memperbaiki bacaan” tambahnya.
Ustadz Abdullah menegaskan, salah satu keutamaan mempelajari tajwid adalah menyadarkan pembaca dari kesalahan membaca Al-Qur’an. Sehingga hukum mempelajari ilmu tajwid terbagi menjadi dua. Dimana mempelajari teorinya hukumnya fardhu kifayah, sedangkan praktiknya (tahsin) adalah fardhu ‘ain.
Peserta kajian tahsin yang dimoderatori oleh Jaelani tersebut ternyata berasal dari berbagai wilayah, salah satunya adalah Ust Jumardi Sukma dari Kalimantan Utara. Ia mengungkapkan rasa syukurnya atas program ini, namun berharap jadwalnya dapat ditingkatkan.
“Ini pelajaran yang sangat bermanfaat. Kalau sebulan hanya dua kali, rasanya kurang. Minimal seminggu empat kali, supaya lebih cepat kita belajar. Usia sudah tua, malu kalau masuk kuburan tapi belum fasih baca Al-Qur’an”. Ungkapnya dengan haru
Sebagaimana yang disampaikan oleh Abdul, kepala Div. Layanan MDN bahwa diadakannya layanan kajian tahsin ini merupakan hasil survei yang telah dilakukan oleh MDN. Dimana sebagian besar responden, termasuk donatur, memilih kajian tahsin sebagai prioritas.
“Kajian ini merupakan hasil survey yang telah kami lakukan sebelumnya. Ternyata banyak donatur dan masyarakat umum yang mneghendaki diadakannya kajian Tahsin. Alhamdulillah, layanan kajian tahsin perdana ini berjalan lancar dan mendapat sambutan hangat. Terima kasih kepada yang sudah bergabung. Bagi yang belum, kami persilakan untuk ikut serta pada pekan keempat bulan ini”. Ujarnya
Program kajian tahsin ini diharapkan menjadi langkah awal untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an masyarakat. Sekaligus membuka ruang untuk mempererat jalinan hubungan masyarakat dengan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam. Semoga MDN bisa terus memberikan layanan terbaik dan bermanfaat bagi masyarakat luas. (Sang Pejuang)
