Artikel

Belum Terlambat, Ayo Siapkan Diri Sambut Ramadhan

Oleh: Abu Anis

Tamu agung, itulah analogi yang kerap digunakan para penceramah atau ahli agama terkait dengan Ramadhan. Pertanyaan mendasar, bagaimanakah lazimnya menyambut kedatangan tamu agung yang di nantikan seluruh muslim di dunia? Tentulah tidak mungkin sembarangan bukan?. Jauh hari telah disiapkan segala sesuatunya sebagai tanda penghormatan atas tamu agung itu. Terbilang konyol, manakala tamu agung kita perlakukan ‘sembrono,’ tanpa persiapan apapun.

Lalu, apa persiapan terbaik untuk menyambut Ramadhan itu?

Ramadhan merupakan bulan ‘reparasi’ ruhiyah bagi orang beriman. Bulan ini menjadi momentum menambal atau menyulam nilai-nilai ruhiyah hingga menjadi kuat,  indah lagi mempesona. Tidak gampang koyak, apalagi sampai ‘robek’ besar alias rusak parah.

Sabda Nabi Muhammad SAW; “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap ampunan Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya di masa lalu.” (HR. Bukhari).

Karena iman yang menjadi ‘garapan’ utama bulan Ramadhan, maka hal ini pula yang harus disiapkan supaya hati atau ruh kita sudah siap ‘ngegas’ ketika masuk pada malam pertama Ramadhan. Layaknya mesin motor yang sudah melalui pemanasan, secara bertahap sudah masuk gigi satu, dua dan tiga hingga akhirnya masuk yang ke empat. Bukan ujuk-ujuk langsung level tertinggi, bisa ngejlek mesinnya nanti.

Rasulullah SAW telah memberi teladan, tentang bagaimana menyiapkan diri menyambut Ramadhan. Misal, dengan menggalakkan puasa sunnah. Tidak ada bulan dimana Rasulullah SAW lebih banyak puasa sunnah melebihi bulan Sya’ban. Hal itu lantaran di bulan ini amalan-amalan dinaikkan ke langit.

Hal lain yang acap dilakukan Nabi SAW, menggalakkan doa agar dijumpakan dengan Ramadhan. Hal yang paling pasti namun penuh misteri adalah “kematian”. Betapa banyak orang meninggal ketika Ramadhan telah di depan mata. Karena besarnya keberkahan Ramadhan, patutlah kita mendawamkan agar dipertemukan dengannya. Dan itulah yang sering dilakukan oleh Rasulullah SAW, terutama ketika mendapati pergantian bulan pada setiap bulannya.

Ramadhan merupakan bulan diturunkannya al-Qur’an, maka mulai menekuni atau memperbanyak membaca al-Qur’an menjadi amalan yang perlu ditingkatkan. Hal tersebut bertujuan agar ketika bulan Ramadhan tiba, kita sudah terbiasa untuk duduk lama-lama guna membaca ataupun merenungi isi kandungannya.

Sungguh, ulama-ulama terdahulu sangat tinggi intensitas mereka dalam berinteraksi dengan al-Qur’an ketika bulan Ramadhan tiba. Imam Syafi’i misalnya, sampai bisa mengkhatamkan sebanyak 60 kali selama Ramadhan. Imam Qatadah mengkhatamkan al-Qur’an tiga kali sehari di bulan Ramadhan. Itulah potret tingginya interaksi para salafush sholih terdahulu bersama al-Qur’an ketika Ramadhan.

Optimalkanlah!

Ramadhan tinggal beberapa hari lagi, mari kita persiapkan diri. Mulailah membiasakan diri sergap mengerjakan kebaikan sehingga sat set menangkap peluang kebaikan ketika Ramadhan telah tiba. Dan hal yang paling patut kita khawatirkan, manakala kita gagal dalam mendapatkan maghfirah Allah ketika Ramadhan telah selesai. Sugguh kelompok ini telah mendapat doa kecelakaan dari Jibril, yang diamini oleh Rasulullah SAW. Na’udzubillahi mindzalik.

*Penulis merupakan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL), Surabaya.

Mari kita dukung program Mitra Dai Nusantara

Silahkan berdonasi langsung ke BNI : 611 1442 022, Muamalat: 702 0040 540
A.n. Mitra Dai Nusantara

Bagikan tulisan ini!

Ajak keluarga, saudara, dan kawan untuk mendapatkan inspirasi

Tinggalkan komentar