“Saya merasakan kehidupan yang begitu hampa. Bahkan anak-anak muda seusia saya menganggap belajar agama adalah sesuatu yang unik. Maka, berangkat dari situlah, saya bertekad untuk mengambil peran yang berbeda dari teman-teman di kampung. Saya ingin mempelajari ilmu agama”. Ujar Haris dengan penuh semangat
Itulah sebuah ungkapan hati Haris R. Sangaji, salah satu santri penerima beasiswa Kader Dai Pelosok Negeri dari Mitra Dai Nusantara (MDN). Haris adalah putra asli Maluku Utara tepatnya di Desa Gamsungi, Kec. Tobelo, Kab. Halmahera Utara. Pemuda energik ini tumbuh di lingkungan yang menurutnya kurang memberikan perhatian terhadap pentingnya ilmu agama.
Dengan bermodal semangat dan tekad yang kuat membawa Haris melintasi pulau, meninggalkan keluarga tercinta dan kampung halamannya untuk menuntut ilmu agama di Kota Surabaya. Namun, perjalanan itu tidak mudah, tantangan besar langsung menghadangnya. Mulai dari adaptasi di lingkungan baru hingga keterbatasan ekonomi yang hampir membuatnya menyerah.
Dalam penuturannya Haris mengungkapkan momen terberatnya, “Saya hampir berhenti kuliah karena masalah ekonomi. Kemarin saja, saya benar-benar putus asa dan tidak tahu harus bagaimana. Tapi Alhamdulillah, Beasiswa MDN sangat membantu saya untuk bertahan dan melanjutkan pendidikan”. Ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sejak mendapatkan Beasiswa Kader Da’i Pelosok Negeri, Haris merasakan perubahan besar dalam hidupnya. “Alhamdulillah, sejak menerima beasiswa ini, pikiran saya lebih tenang, dan saya bisa kembali fokus belajar. Saya mendalami Al-Qur’an, termasuk tajwidnya. Lingkungan asramanya juga sangat nyaman dan kondusif untuk pembelajaran”. Tambahnya penuh rasa syukur.
Dukungan dari MDN tidak hanya meringankan beban ekonomi, tetapi juga memberikan Haris kepercayaan diri untuk mengejar mimpinya. Dengan tekad yang semakin kokoh, kini Haris semakin optimis dengan cita cita hidupnya yaitu menjadi dai yang mampu membawa perubahan di kampung halamannya. “Saya berharap bisa kembali ke Maluku Utara dengan bekal ilmu yang cukup, untuk mengajak generasi muda disana lebih mencintai agama. Saya ingin mereka tahu bahwa mendalami ilmu agama bukanlah sesuatu yang asing, melainkan kebutuhan”. Tegasnya penuh harap
Mahasiswa semester III Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim (STAIL) Surabaya itu juga berpesan kepada generasi muda, terutama para calon kader dai, agar tidak mudah menyerah. “Jangan gampang menyerah. Kadang apa yang kita bayangkan tidak sesuai dengan realitas, tapi Allah SWT selalu punya rencana terbaik. Saya sendiri hampir menyerah, tapi pertolongan Allah datang di waktu yang tepat”. Tambahnya
Kisah perjuangan Haris adalah bukti nyata bahwa dengan tekad kuat dan keyakinan pada pertolongan Allah SWT segala rintangan dapat diatasi. Haris menunjukkan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah, melainkan motivasi untuk terus bergerak maju.
Melalui kisah perjalanan ini, Haris mengingatkan kita akan janji Allah dalam Surat Al-Insyirah ayat 6: “Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” Kisahnya menginspirasi generasi muda untuk terus berjuang, percaya pada pertolongan Allah SWT, dan menjadikan tantangan sebagai pijakan menuju cita-cita.
Semangat Haris adalah cerminan bahwa setiap kesungguhan dan keseriusan tidak pernah sia-sia, “Man Jadda Wa jada”. Ia kini menjadi teladan bahwa semangat yang kuat, doa, dan kerja keras dapat mengubah hidup seseorang sekaligus memberikan manfaat bagi orang lain. (JL)