Beasiswa Kader Dai Pelosok Negeri / Educate / Featured

Cita Cita Mulia Dari Seorang Santri Tahfidz Binaan MDN

Di desa kecil yang bernama Balaombong Kec. Peling Tengah Kab. Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah, ada seorang pemuda bernama Jumarno yang telah menarik perhatian banyak orang. Perjalanan hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak santri lainnya. Jumarno, adalah seorang pemuda dan seorang santri program tahfidz binaan MDN yang dikenal ramah dan rendah hati.

Jumarno bukan berasal dari keluarga yang berada. Ayahnya adalah seorang petani, sementara ibunya seorang ibu rumah tangga di desa. Meski hidup dengan keterbatasan, keluarganya selalu menanamkan nilai-nilai keagamaan yang kuat. “Sejak kecil, orang tua saya sering membacakan Al-Qur’an di rumah. Dari situ, saya mulai tertarik dan ingin mendalaminya“. Kenang Jumarno

Ketertarikannya terhadap Al-Qur’an semakin tumbuh ketika ia mengikuti pengajian di masjid desanya. Sang ustadz sering menceritakan kisah-kisah inspiratif para hafidz. “Saya ingin menjadi seperti mereka, membawa cahaya Al-Qur’an dalam hidup saya“. Ujarnya dengan mata berbinar

Keinginan Jumarno untuk menjadi hafidz tak berjalan mulus. Awalnya, keluarganya ragu karena keterbatasan biaya. Namun, Jumarno tidak menyerah. Ia terus meyakinkan kedua orang tuanya bahwa pendidikannya di pesantren adalah investasi masa depan. Dengan bantuan beasiswa dari Mitra Dai Nusantara, Jumarno akhirnya diterima di sebuah perguruan tinggi berbasis tahfidz di kota Surabaya.

Hari-hari di pesantren tidak mudah. Ia harus bangun sebelum subuh untuk memulai hafalan, belajar ilmu agama, dan menjalani rutinitas pesantren yang padat. “Kadang saya merasa lelah, tetapi saya selalu ingat tujuan saya. Hafalan Al-Qur’an adalah bekal terbaik untuk hidup saya“. Katanya

Jumarno memiliki metode unik dalam menghafal. Ia memanfaatkan waktu malam yang tenang untuk mengulang hafalan. “Saat suasana hening, hati saya lebih fokus,” katanya. Selain itu, ia sering berjalan-jalan di halaman pesantren sambil melantunkan ayat-ayat yang ia hafal. “Gerakan membantu saya mengingat lebih baik“. Tambahnya

Ia juga memiliki kebiasaan berbagi hafalan dengan teman-temannya. Menurutnya, mendengarkan dan memberi masukan kepada teman lain dapat memperkuat hafalannya. “Kami saling mendukung, Jika ada yang salah dalam bacaan, kami langsung memperbaikinya”. Ujarnya

Jumarno juga menghadapi tantangan akademis. Sebagai santri yang harus membagi waktu antara hafalan, kuliah, dan kegiatan pesantren lainnya, ia belajar pentingnya manajemen waktu. “Saya belajar bahwa disiplin adalah kunci keberhasilan“. Tegasnya

Kini, Jumarno hampir menyelesaikan hafalan 30 juz Al-Qur’an. Ia memiliki cita-cita mulia untuk menjadi seorang pengajar. “Saya ingin mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak di desa saya. Saya ingin mereka merasakan keindahan yang saya rasakan“. Ungkanya penuh keoptimisan

Selain itu, ia bercita-cita mendirikan rumah tahfidz di desanya. Menurutnya, akses pendidikan agama yang berkualitas masih minim di daerah asalnya. “Jika saya bisa memberikan kontribusi kecil untuk meningkatkan pendidikan di desa, itu sudah cukup bagi saya“. Tambahnya

Keberhasilan Jumarno bukan hanya miliknya sendiri, tetapi juga menjadi motivasi bagi santri lain di pesantren. Ustadz di pesantren sering menjadikannya contoh. “Jumarno adalah bukti bahwa keterbatasan bukan halangan untuk mencapai tujuan. Dengan tekad dan usaha, semua bisa dicapai“. Kata salah satu ustadznya

Santri lain pun mengagumi dedikasi Jumarno. “Dia selalu rendah hati meskipun sudah jauh di depan kami dalam hafalan. Dia sering membantu kami yang kesulitan“. Kata Hesa, salah seorang temannya

Kisah Jumarno adalah bukti bahwa mimpi besar dapat tumbuh dari tempat kecil. Dengan latar belakang sederhana, ia mampu membuktikan bahwa tekad, kerja keras, dan keimanan adalah kunci untuk mengatasi segala rintangan.

Jumarno adalah cahaya dari Sulawesi Tengah yang membawa harapan, bukan hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi komunitasnya. Dengan Al-Qur’an di hatinya, ia tidak hanya mengubah hidupnya sendiri, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Semoga perjalanan Jumarno terus diberkahi, dan semangatnya dalam menyebarkan keindahan Al-Qur’an dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. (HesaU)

Mari kita dukung program Mitra Dai Nusantara

Silahkan berdonasi langsung ke BNI : 611 1442 022, Muamalat: 702 0040 540
A.n. Mitra Dai Nusantara

Bagikan tulisan ini!

Ajak keluarga, saudara, dan kawan untuk mendapatkan inspirasi

Tinggalkan komentar