Beasiswa Kader Dai Pelosok Negeri / Educate / Featured

Naufal Hesa: Menghafal Al-Qur’an dengan Semangat dan Ketekunan

Di sebuah pesantren tahfidz di kawasan Sidoarjo, seorang remaja bernama Naufal Hesa menjadi sorotan banyak pihak. Santri yang kini bergabung di program tahfidz binaan Mitra Dai Nusantara (MDN) tersebut tidak hanya dikenal dengan kemampuan menghafal Al-Qur’an dengan cepat, tetapi juga karena semangat dan kerendahan hatinya yang memotivasi teman-temannya.

Hesa lahir dan besar di desa Sumorame Kec Candi Kab. Sidoarjo,. Ia merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Lingkungan keluarganya yang religius menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter serta kecintaannya terhadap Al-Qur’an. Ayahnya, seorang pekerja tambak, dan ibunya, seorang ibu rumah tangga, selalu menanamkan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah sejak dini.

Ayah saya sering mengatakan, Al-Qur’an adalah pelita hidup. Kalau kita dekat dengan Al-Qur’an, hidup kita akan diberkahi”. Ucap Hesa sambil tersenyum saat ditemui di asrama pesantren.

Hesa mulai menunjukkan ketertarikan pada hafalan Al-Qur’an saat duduk di bangku sekolah dasar. Ia menghafal juz 30 di usia 10 tahun, dibimbing langsung oleh ayahnya. Ketika teman-temannya menghabiskan waktu dengan bermain, Naufal memilih untuk duduk di sudut rumah, membaca dan mengulang ayat-ayat suci.

Keseriusannya dalam menghafal Al-Qur’an semakin terasah ketika ia masuk pesantren tahfidz setelah lulus dari sekolah menengah pertama. Menurut pengakuannya, ia memutuskan untuk meninggalkan sekolah formal dan sepenuhnya fokus pada tahfidz bukanlah keputusan yang mudah.

Awalnya saya ragu, apakah bisa bertahan? Tapi orang tua saya selalu mendukung. Mereka bilang, kalau niatnya karena Allah, semua akan dimudahkan”. Cerita Hesa

Kini Hesa telah bergabung di program tahfidz binaan MDN. Pemuda berkaca mata tersebut sekarang telah berhasil menghafal 11 juz. Ia menargetkan untuk menyelesaikan hafalan 30 juz sebelum pendidikannya berakhir.

Hari-hari Hesa dipenuhi dengan aktivitas yang terstruktur. Ia bangun pukul 03.00 pagi untuk memulai shalat tahajud dan membaca Al-Qur’an hingga waktu subuh. Setelah itu, ia mengikuti program murojaah (mengulang hafalan) bersama teman-temannya.

Hesa mengakui bahwa konsistensi adalah tantangan terbesar dalam menghafal Al-Qur’an. Ada kalanya ia merasa lelah atau kehilangan fokus. Namun, ia selalu mengingat nasihat ustadznya di pesantren “Satu ayat yang kau hafal hari ini adalah cahaya di masa depanmu. Kalau saya mulai merasa jenuh, saya biasanya mengingat mimpi saya. Saya ingin menjadi seorang hafidz yang tidak hanya hafal, tetapi juga mampu mengamalkan dan mengajarkan Al-Qur’an”. Ungkapnya dengan penuh semangat

Di pesantren, Hesa dikenal sebagai sosok yang ramah dan suka membantu. Ia sering mengajak teman-temannya yang kesulitan menghafal untuk belajar bersama. Salah satu temannya, Faris, mengatakan bahwa Hesa memiliki cara unik dalam membantu mereka menghafal.

Hesa sering membuat permainan kecil untuk menghafal ayat-ayat panjang. Kami jadi lebih santai, tapi tetap fokus. Dia juga selalu memotivasi kami agar tidak menyerah”. Terang Faris.

Semangat Hesa juga terlihat dalam berbagai kegiatan di luar program tahfidz. Ia kerap menjadi imam shalat tarawih di masjid sekitar pesantren, memberikan tausiyah singkat, bahkan membantu anak-anak di desa sekitar belajar mengaji.

Meski telah mencapai banyak hal, Hesa tetap rendah hati. Ia mengatakan bahwa perjalanan menjadi hafidz bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari misi yang lebih besar.

Saya ingin mendirikan rumah tahfidz suatu hari nanti, agar anak-anak yang kurang mampu juga punya kesempatan menghafal Al-Qur’an. Saya juga ingin terus belajar, karena Al-Qur’an itu luas sekali, tidak hanya dihafal, tapi juga dipahami dan diamalkan”. Katanya penuh harap

Di tengah keterbatasan waktu dan tantangan, Hesa terus melangkah dengan tekad yang kuat. Ia adalah bukti nyata bahwa kemauan yang besar, disertai doa dan usaha, dapat membawa seseorang pada pencapaian yang luar biasa.

Naufal Hesa bukan sekadar seorang santri tahfidz. Ia adalah inspirasi bagi generasi muda, bahwa menjaga hubungan dengan Al-Qur’an adalah jalan menuju keberkahan hidup. Melalui kisahnya, kita belajar bahwa kerja keras, keikhlasan, dan doa adalah kunci untuk mencapai mimpi, tak peduli sebesar apa pun tantangan yang dihadapi. (JumarU)

Mari kita dukung program Mitra Dai Nusantara

Silahkan berdonasi langsung ke BNI : 611 1442 022, Muamalat: 702 0040 540
A.n. Mitra Dai Nusantara

Bagikan tulisan ini!

Ajak keluarga, saudara, dan kawan untuk mendapatkan inspirasi

Tinggalkan komentar