Menjadi sebuah keniscayaan bagi setiap santri program Beasiswa Kader Dai Pelosok Negeri untuk siap ditugaskan mengemban amanah dakwah. Tidak hanya ditugaskan ke daerah perkotaan akan tetapi kebanyakan ditugaskan ke daerah pelosok atau pedalaman. Bagi masyarakat umum memang kesannya agak “mengerikan” tapi bagi seorang kader itu adalah hal biasa. Karena seorang kader menganggap penugasan sejatinya adalah pengkaderan terbaik yang telah terbukti dari masa ke masa.
Bahkan ketika amanah yang diembannya tidak sesuai dengan keahlian yang telah melekat pada dirinya. Tidak ada kata mundur atau menyerah, yang ada hanya ketaatan “sami’na wa atho’na”. InsyaAllah apapun tugas yang diberikan itu adalah amanah terbaik yang telah Allah SWT berikan untuk dirinya. Kemudian dengan amanah tersebut akan mengantarkannya kepada kesuksesan.
Begitulah kira kira gambaran “doktrin” yang diberikan kepada seluruh santri Program Kader Dai Pelosok Negeri. Sehingga dengan “doktrin” tersebut akan melahirkan kader-kader yang benar benar kuat dan tahan banting. Semangat berdakwahnya sudah tidak diragukan lagi dan darah perjuangannya senantiasa mengalir mengiringi setiap langkah dimanapun mereka berada.
“Doktrin” tersebut jugalah yang telah diterima dan dijiwai oleh Dermawan Surya Kencana. Sebagai seorang alumni program Kader Dai pelosok Negeri (lulus tahun 2019), doktrin tersebut benar-benar mampu membakar semangat juangnya dalam mengemban amanah.
Setelah lulus dari program Kader Dai Pelosok Negeri, Dermawan ditugaskan di pedalaman Desa Kosa, Kecamatan Oba, Tidore Kepulauan. Jarak perjalanan dari rumah yaitu pulau Buru ke Kosa memakan waktu hingga satu hari satu malam, dengan kombinasi perjalanan kapal, speed boat dan motor. Meskipun tantangan tersebut berat, Dermawan tetap berkomitmen dan menjalankan amanah tugas dakwahnya. Semangat itu semakin membara ketika mendati banyak anak-anak di pedalaman yang belum mendapatkan pendidikan layak.
Bahkan banyak remaja disana yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Disana ia membantu mengajar dan mengembangkan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) di sebuah Mushola yang ia tempati. Selain belajar Al Qur’an, di TPA tersebut juga ada program unggulan yaitu tahfidz. Walaupun bangunan TPA hanya terbuat dari triplek tetapi masyarakat sekitar menyambutnya dengan baik. Hal itu terlihat dengan semakin banyaknya santri yang belajar di TPA tersebut.
Dengan support dari masyarakat akhirnya di tahun 2020 Dermawan berhasil mendirikan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan ia menjadi kepala sekolahnya. Diawal perintisannya sekolah tersebut mendapatkan murid baru sebanyak 9 siswa. Uniknya semua siswanya membayar biaya pendidikan dengan sukarela. Hal itu dilakukan mengingat tingkat ekonomi masyarakat masih sangat rendah. Begitu juga dengan tingkat kepedulian akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak.
Setelah 4 tahun printisan, kepercayaan masyarakat semkin meningkat. Hal itu dibuktikan dengan semakin banyaknya murid yang bersekolah di SDIT. Akhirnya Dermawan kemudian dipindah tugaskan ke Kota Ternate sebagai Kepala Departemen Pendidikan dan Kepesantrenan (Kadepdiktren). Di tempat baru tersebut sudah berdiri Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah Aliyah (MA).
Sebagai alumni dengan jurusan Dakwah, nyatanya Dermawan tidak hanya mampu berdakwah dengan ceramaha saja. Tetapi dai multi telenta tersebut mampu mendirikan sekolah bahkan menjadi KADEPDIKTREN yang membawahi lembaga pendidikan SD,SMP dan MA. Kini Dermawan Surya Kencana terus berjuang untuk memberikan pendidikan dan pemahaman agama yang lebih baik bagi generasi muda di Maluku Utara. (Sang Pejuang)