Sesti Handika, atau yang akrab disapa Andika, adalah seorang pemuda yang berasal dari Pondok Kubang Suku Lembak, Bengkulu Tengah. Ia merupakan alumni program Beasiswa Kader Dai Pelosok Negeri binaan MDN yang lulus pada tahun 2022. Sehingga sudah pasti Andika mendapatkan amanah tugas dakwah. Kita simak perjalanan hidup Andika yang semangat dalam mengubah masyarakat melalui pendidikan dan dakwah.
Ketertarikan Andika untuk mendalami pendidikan Islam bermula dari sosok seorang anak kampung yang ia kenal saat bermain sepak bola. Anak tersebut adalah salah satu santri di sebuah pesantren yang kemudian ia pilih untuk menimba ilmu dimasa SMA. Anak itu memiliki akhlak yang mulia, dan menjadi inspirasi bagi Andika untuk mengikuti jejaknya.
Setelah menyelesaikan SMA, putra ketiga dari empat bersaudara tersebut mengabdikan diri dalam jalan dakwah selama setahun di kota Bengkulu. Kemudian ia melanjutkan pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Luqman Luqman Al Hakim (STAIL) Surabaya melalui program Beasiswa Kader Dai Pelosok Negeri Mitra Dai Nusantara (MDN).
Pasca lulus program Kader Dai Pelosok Negeri, Andika mendapat amanah tugas dakwah di Sumatera Utara, tepatnya di Tapanuli Tengah , Sumatra Utara. Selama dua tahun, ia merintis lembaga pendidikan berbasis tahfidz Al-Quran. Dengan kerja keras, ia mendirikan MTS Tahfidz Luqman Al-Hakim dan SMA Tahassus Tahfidz Luqman Al-Hakim yang kini telah menampung sekitar 23 santri.

Sekolah ini merupakan hasil gotong royong masyarakat, dengan kebijakan unik: santri dari kalangan kurang mampu dibebaskan dari biaya pendidikan hingga kuliah, asalkan mereka berkomitmen untuk belajar. Sebagian besar santri berasal dari keluarga nelayan di Desa Kalangan, Kecamatan Pandan. Namun karena kebutuhan lembaga, Andika dipindah ke Mandailing Natal. Dengan sumber daya terbatas, Andika memastikan keberlanjutan operasional sekolah ini, meskipun ia telah dipindahkan ke wilayah lain. Setiap bulan, ia tetap menyempatkan diri untuk mengunjungi dan memantau perkembangan sekolah dalam rangka mengurus ijin dan lain-lain yang dibutuhkan.
Pada Oktober 2023, Andika menikah dengan perempuan asal Labuhan Batu Selatan, membuka babak baru dalam hidupnya. Kini, ia menjabat sebagai Ketua Yayasan Darul Istiqomah di Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Mandailing Natal. Tugas baru ini membawa tantangan yang berbeda. Di wilayah pegunungan yang masih minim kesadaran pendidikan dan maraknya tempat hiburan malam, Andika harus membangun kembali pondasi dakwah dan pendidikan Islam yang aplikatif.
Dalam waktu dekat, Andika bertekad untuk meloloskan izin operasional SDIT dan mendirikan lembaga pendidikan tahfidz Quran untuk tingkat MTS dan MA. Selain itu, ia juga aktif berdakwah di Kampung Aikhorsik yang dikenal dengan reputasi negatif sebagai “kampung maling.” Di sana, ia membina masyarakat melalui musholla dan pembentukan Rumah Quran untuk menampung santri MBA (Membaca Belajar Alqur’an).

Harapan Andika sangat jelas yaitu menciptakan generasi Qurani yang tidak hanya menghafal tetapi juga mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Ia ingin anak-anak binaannya menjadi pelopor perubahan di masyarakat, membawa nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin. Selain itu, ia terus berusaha memberdayakan masyarakat dengan program pendidikan gratis, meyakini bahwa investasi terbaik untuk dakwah Islam adalah melalui ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah.
Melalui dedikasinya, Andika membangun komunikasi yang erat dengan masyarakat dan merangkul semua kalangan. Ia percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Dengan visi dan semangat yang tak pernah padam, Andika meniti jalan dakwah untuk membangun generasi unggul dan masyarakat madani. SP