Kader Dai Pelosok Negeri menjalani proses perkaderan di tengah keindahan alam kaki Gunung Penanggungan, Seloliman Mojokerto. 9/3/2024.
Keberhasilan proses pembelajaran dalam sebuah perkaderan tidak hanya tergantung pada faktor kualitas pengajar atau santrinya saja. Ada beberapa faktor penting yang harus dipenuhi dalam menyukseskan proses tersebut. Salah satu aspek terpenting yang mendukung suskesnya program perkaderan yaitu adanya tempat atau lingkungan yang nyaman, tenang dan kondusif.
Dengan lingkungan yang nyaman, tenang dan kondusif maka gairah dan fokus belajar akan meningkat. Hal itulah yang dirasakan oleh para santri Kader Dai Pelosok Negeri saat menjalani proses perkaderan di kampus yang terletak di kaki Gunung Penanggungan. Sejuk, tenang, nyaman dan tentram, setidaknya itulah gambaran lingkungan kampus perkaderan Seliloman yang sekarang ditempati oleh santri Kader Dai Pelosok Negeri. Ditambah lagi dengan letaknya yang jauh dari pemukiman, menambah semakin tenangnya suasana karena jauh dari hiruk pikuk kehidupan masyarakat. Kondisi tersebut menjadikan keberadaan kampus Seloliman sangat layak dan tepat untuk dijadikan sebagai tempat perkaderan.
Salah satu program utama santri Kader Dai Pelosok Negeri ini adalah menghafal Al-Qur’an. Tentu dalam proses menghafal sangat membutuhkan ketenangan untuk bisa berkonsentrasi dan fokus. Di kampus yang terletak dipuncak perbukitan ini menjadi jawabanya. Para santri Kader Dai Pelosok Negeri bisa menghafal Al Qur’an dengan nyaman di gazebo-gazebo yang dinaungi pohon jati yang rindang.
Selain itu mereka bisa menghafal sambil menikmati hamparan view pertanian dan hutan yang rimbun. Kesegaran udara di kampus Seloliman ini juga terasa sangat “mak nyes” khas daerah pegunungan. Apalagi saat malam, landscape kota Mojokerto dengan kelip lampu yang indah nampak semakin memanjakan mata. Ditambah sedikit demi sedikit penataan kampus mulai dilakukan, kondisi tersebut menjadikan kampus perkaderan Seloliman semakin menawan.
Berdiri di area sekitar 5 ha, kampus perkaderan ini masih banyak lahan kosong yang bisa ditamani tanaman produktif. Di kampus ini sekarang sudah berdiri rumah sederhana yang ditempati pengasuh, dapur dan asrama di titik paling tinggi. Kemudian juga sudah berdiri sebuah masjid sederhana yang bangunannya mengunakan bahan kayu. Di bawah masjid berjajar dua gazebo yang letaknya sangat strategis, yaitu di garis kontur yang langsung menghadap hamparan luas lahan pertanian dan pekarangan.
Tanah kampus seluas 5 ha tersebut hampir setengahnya dikelilingi oleh air saluran irigasi yang jernih sebagaimana layaknya air pegunungan. Selain dijadikan sebagai pengairan lahan, air irigasi dengan debit terbatas itu saat ini juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan santri Kader Dai Pelosok Negeri. Seperti untuk memasak, mencuci piring dan pakaian, mandi dan aktifitas lainnnya.
Saat kita berada di persawahan yang posisinya terletak di lahan paling bawah, pandangan kita akan dimanjakan dengan megah dan gagahnya Gunung Penanggungan. Gunung yang memiliki tinggai 1653 MDPL tersebut seakan melindungi dan menaungi lahan kampus perkaderan. Di atas area persawahan itu sudah ditanami kebun pisang yang tertata rapi. Di sebelahnya ada tanaman rerumputan yang senagaja dibudidayakan untuk persediaan pakan kambing. Kemudian hamparan tanaman jagung yang di kombinasi dengan tela berada di tengah-tengah lahan tersebut. Tak lupa disekitaran aliran irigasi dimanfaatkan untuk ditanami sayur-sayuran sebagai pemenuhan kebutuhan konsumsi santri.
Disebelah timur ada terasiring yang sudah tersusun secara alami. Lahan ini sebetulnya sangat cocok untuk perkemahan baik untuk sarana pembelajaran ataupun wisata keluarga. Sayangnya lahan ini masih baru di buka sehingga area terasiring masih belum tergarap dengan maksimal meski tempatnya sangat strategis. Selain sebagai tempat perkaderan, kampus Seloliman tersebut kedepan sangat memungkinkan untuk diproyeksikan sebagai tempat camping ground dan edupark. (Sang Pejuang)
