Berita

Kader Dai Pelosok Negeri Perdalam Materi Thoharoh, Belajar Teori dan Praktek Wudhu dengan Air Terbatas

Surabaya, 4 Agustus Dalam rangka memperkuat bekal dakwah dan kemampuan fiqih praktis, Kader Dai Pelosok Negeri binaan Mitra Dai Nusantara kembali mendapatkan materi penting seputar thoharoh atau bersuci. Kegiatan ini dilaksanakan pada (4 Agustus) di asrama kader dengan penuh semangat dan antusiasme.

Materi thoharoh kali ini difokuskan pada cara dan teknik berwudhu dengan kondisi air terbatas, sebuah permasalahan yang kerap ditemui para dai ketika bertugas di daerah pelosok yang minim fasilitas. Kajian dibuka dengan pemaparan materi teori, dilanjutkan dengan simulasi praktek yang dipandu langsung oleh para ustadz pembimbing.

Dalam sesi teorinya, para kader dijelaskan tentang kedudukan thoharoh dalam ibadah, mulai dari pentingnya bersuci sebelum shalat, syarat-syarat sah wudhu, hingga perbedaan pendapat para ulama dalam hal-hal yang membatalkan wudhu. Penjelasan juga diperluas pada kondisi khusus, seperti bagaimana bersuci dengan air terbatas, penggunaan tayamum ketika tidak ada air sama sekali, serta cara menjaga kesucian diri dalam aktivitas sehari-hari di masyarakat pelosok.

Setelah memahami teori, para kader kemudian diajak untuk praktek langsung. Dalam praktek tersebut, mereka dilatih bagaimana melakukan wudhu dengan hemat air, namun tetap memenuhi syarat dan rukun yang telah ditetapkan syariat. Hal ini menjadi penting, karena tidak sedikit daerah penugasan kader dai yang menghadapi keterbatasan sumber air bersih, terutama di pedalaman, pegunungan, maupun wilayah pesisir tertentu.

Ustadz Wahid Abdurrahman selaku pembimbing dalam kegiatan ini menegaskan bahwa seorang dai harus mampu memberi teladan kepada masyarakat, termasuk dalam hal menjaga kebersihan dan kesucian ibadah.

“Kader dai harus siap menghadapi berbagai kondisi di lapangan. Di pelosok negeri, air kadang sangat terbatas. Maka penting bagi mereka menguasai teori sekaligus teknik berwudhu dengan hemat, agar bisa mengajarkan masyarakat tanpa mengurangi kesempurnaan ibadah,” jelasnya.

Salah seorang kader juga menyampaikan kesan mendalam dari materi ini. Menurutnya, pembekalan thoharoh membuat dirinya semakin paham bahwa syariat Islam sangat mudah dan memberi solusi dalam segala keadaan.

“Awalnya saya kira wudhu itu harus dengan banyak air agar sempurna. Setelah belajar teori dan praktek ini, saya sadar bahwa Islam memberi kemudahan, asalkan kita tahu ilmunya. Ini akan sangat bermanfaat ketika kami ditugaskan di daerah dengan keterbatasan air,” ujar salah satu peserta.

Sementara itu, pihak Mitra Dai Nusantara menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh atas penyelenggaraan pembelajaran thoharoh ini. Menurut Ketua Mitra Dai Nusantara, pembekalan semacam ini sangat relevan dengan realitas dakwah di lapangan.

“Kami sangat mendukung setiap bentuk pelatihan yang memperkuat kemampuan para kader dai. Materi thoharoh ini terlihat sederhana, tapi justru sangat fundamental. Sebab seorang dai akan selalu ditanya masyarakat tentang hal-hal praktis dalam ibadah. Dengan penguasaan teori dan praktek, para kader akan lebih percaya diri dalam menjawab dan membimbing,” tegasnya.

Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa pendidikan kader dai tidak hanya berfokus pada teori dakwah, tetapi juga pada keterampilan praktis ibadah yang akan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan demikian, para kader benar-benar dipersiapkan secara matang, baik dari sisi keilmuan, spiritualitas, maupun kemampuan menghadapi kondisi lapangan.

Dengan adanya pembekalan thoharoh ini, diharapkan kader dai akan semakin siap menjadi sosok teladan yang tidak hanya menyampaikan dakwah melalui lisan, tetapi juga melalui praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita dukung program Mitra Dai Nusantara

Silahkan berdonasi langsung ke BNI : 611 1442 022, Muamalat: 702 0040 540
A.n. Mitra Dai Nusantara

Bagikan tulisan ini!

Ajak keluarga, saudara, dan kawan untuk mendapatkan inspirasi

Tinggalkan komentar