Mengintip aktifitas Safari Ramadhan Santri Tahfidz 30 Juz Bersanad binaan MDN (Mitra Dai Nusantara) di negeri Kamboja. (20/03/24)
Satu pekan sudah 3 santri tahfidz 30 juz bersanad binaan MDN melaksanakan Safari Ramadhan di Kamboja. Dari sejak mereka tiba di negeri Angkor Wat hingga saat ini, terlihat kegiatan dakwah mereka sangat padat. Banyak cerita menarik yang mereka sampaikan kepada team MDN. Mulai dari kondisi lingkungan, aktifitas keseharian hingga tantangan dakwah yang mereka hadapi di pekan pertama ini.
Selama menjalankan tugas dakwah yang dikemas dalam program Safari Ramadhan 3 santri Tahfidz 30 Juz Bersanad tersebut tinggal di sebuah desa yang bernama Boeng Pruol yang terletak di Provinsi Tbung Khmum, Cambodia. Provinsi Tbung Khmum merupakan provinsi dengan jumlah muslimnya terbesar di Kamboja yaitu sekitar 11,8%.
Di Boeng Pruol mereka bertugas di Madrasah Darul Ulum milik ustadz Rodey. Madrasah tersebut merupakan sebuah sekolah diniyah yang terletak di dataran rendah dekat tepi sungai Mekong, sungai terbesar ke 10 di dunia. Sejak pagi, 3 santri tersebut memulai aktifitas dengan menjadi imam sholat subuh, kemudian mengajar diniyah sejak pukul 08.00 hingga 10.00 waktu Kamboja. Selanjutnya mereka akan menyebar ke sekitar 5 masjid untuk menjadi imam sholat Tarawih hingga Qiyamullail.
Tsabit, santri Tahfidz 30 Juz Bersanad menyampaikan bahwa aktifitas mereka selama Safari Ramadhan cukup padat. Tak hanya rutinitas mengajar dan menjadi imam sholat, mereka juga menyempatkan silaturrahim ke beberapa tempat baik ke para tokoh masyarakat maupun ke warga muslim di Boeng Proul. Salah satunya bersilaturrahim ke Ma’had Muhammadi, yang merupakan ma’had terbesar di Boeng Proul.
“Aktifitas kami disini cukup padat, mulai pagi kami menjadi imam sholat kemudian merapikan kelas bersiap untuk menerima santri belajar sejak pukul 08.00-10.00. Setelah mengajar kami akan menyebar ke sekitar 5 masjid untuk menjadi imam sholat hingga malam. Disela-sela kegiatan kami juga menyempatkan untuk bersilaturrahim ke para tokoh dan saudara muslim di Boeng Proul. Salah satunya ke Ma’had Muhammadi milik ustadz Sholeh”. Ungkapnya.
Pemuda berkaca mata tersebut menambahkan selama bertugas, kendala yang mereka hadapi adalah terkait bahasa. Berbeda dengan negara tetangga seperti Malaysia dengan bahasa melayu yang bahasanya mirip Indonesia, atau Singapura dengan bahasa Inggris yang sedikit banyak mereka mengerti. Bahasa di negara tersebut menggunakan bahasa Khmer yang belum pernah mereka pelajari. Hal itu membuat komunikasi sedikit sulit karena membutuhkan penerjemah. Meski demikian menurutnya, kendala bahasa rupanya tidak mengurangi kehikmatan dan semangat mereka dalam bertugas.
“Disini kami sangat terkendala dengan bahasa. Tidak seperti bahasa melayu atau bahasa inggris. Disini kami selalu butuh ustadz Rodey untuk jadi penerjemah. Meski begitu kondisi tetap hikmat, kami tetap semangat, anak-anak juga semangat belajar”. Imbuhnya.
Tsabit menyampaikan, meski muslim minoritas di Kamboja, namun toleransinya tinggi. Hal tersebut ia rasakan secara langsung selama menjalankan tugas Safari Ramadhan. Misalnya saja ketika mereka harus melewati rumah umat Budha ketika hendak ke masjid, masyarakat yang beragama Budha tersebut menyapanya dengan ramah dan begitu juga sebaliknya. Hal tersebut terjadi hampir tiap kali waktu sholat, karena diantara rumah yang mereka tinggali dan masjid, banyak sekali rumah warga umat Budha. Bahkan diantara masjid dan rumah telah berdiri dengan megah sebuah Vihara yang menjadi tempat peribadatan umat Budha.
Keberangkatan Santri Tahfidz Qur’an 30 Juz bersanad ke Kamboja ini merupakan Program Kerjasama Sea Loves Qur’an dengan Negara-Negara di Asia Tenggara. Ramadhan kali ini merupakan tahun kedua santri binaan MDN ini diberangkatkan untuk melaksanakan tugas Safari Ramadhan yang bertempat di Kamboja.
Rodey menyampaikan terimakasih kepada teman-teman dari Indonesia khususnya santri tahfidz 30 juz bersanad yang telah kembali hadir membantu mensyiarkan agama Islam di Kamboja khususnya Boeng Proul.
“Terimakasih kepada teman-teman dari Indonesia khususnya santri tahfidz yang kembali hadir membantu kami mensyiarkan agama Islam di Kamboja Khususnya di Boeng Proul ini”. Ungkapnya.
(Sang Pejuang)