Surabaya – Kader Dai Nusantara terus menanamkan nilai spiritual dan kedisiplinan ibadah dalam keseharian. Salah satunya dengan istiqomah melaksanakan sholat Qiyaamul lail berjamaah di lapangan pondok pesantren Hidayatullah Surabaya.
Kegiatan sholat Qiyamul lail yang dilaksanakan di sepertiga malam ini bukan hanya sekadar ibadah sunnah, tetapi juga menjadi momentum pembinaan ruhiyah bagi para kader dai yang akan ditugaskan nantinya keseluruh nusantara. Dengan suasana hening dan penuh kekhusyukan, sholat Qiyamul lail menjadi penguat hati serta bekal dalam menapaki jalan dakwah ke pelosok negeri.
Ketua Pengasuh, Ustadz Alim Puspianto, M.Kom.I. menyampaikan bahwa istiqomah Qiyamul lail akan melahirkan pribadi dai yang kokoh, tawadhu’, dan selalu dekat dengan Allah. Udara dingin dengan rasa kantuk pun tidak menghalangi dai-dai untuk bangkit bisa mengikuti shalat Qiyamul lail berjamaah.
Tepat pukul 02.30 WIB, Puluhan kader dai sudah dibangunkan dan berkumpul di lapangan untuk melaksanakan Qiyamul lail berjamaah yang dipimpin langsung oleh Ustadz Alim Puspianto, M.Kom.I. selaku kepala asrama.
“Kegiatan Qiyamul lail ini dilakukan untuk melakukan pembelajaran sekaligus membiasakan kepada para kader dai. Mencari ridho Allah, karena kalau Allah ridho semua apapun keinginan yang kita minta akan dikabulkan oleh Allah. Sebab shalat malam dan shalat Subuh juga merupakan shalat yang pahalanya bisa mengantarkan ke surga. Shalat yang barusan dilakukan ini adalah ibadah yang istimewa, berharap agar semuanya bisa menjaga dan istiqomah dalam menjalankannya. Kadang untuk melakukan kebaikan itu harus dipaksa. Dan yg memaksa adalah diri kita sendiri. Selain itu Sholat lail adalah salah satu ibadah yg amat besar pahalanya. Menyerap energi langit sebagai bekal menghadapi kehidupan”. Ujarnya.
Selain sholat Qiyamul lail berjamaah, kegiatan dilanjutkan dengan doa bersama. Hal ini diharapkan dapat memperkuat ukhuwah di antara para kader, serta membentuk pribadi dai yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual.
Kebiasaan mulia ini menjadi ciri khas kader Dai Nusantara dalam menempa diri, agar kelak siap diterjunkan ke berbagai daerah di seluruh penjuru Nusantara untuk berdakwah.
