Mujahid, mahasiswa semester 5 STAI Luqman Al Hakim Surabaya, merupakan salah satu peserta program Pengabdian Masyarakat berbasis Masjid. Ia ditugaskan di Masjid Ar-Royyan, yang terletak di Perumahan Galaxy Permai Surabaya. Awalnya, Mujahid merasa ragu dan kurang percaya diri karena merasa ilmu yang dimilikinya belum cukup, terutama karena jamaah di masjid tersebut mayoritas adalah kalangan menengah ke atas, termasuk para akademisi, dan salah satu dosen pamongnya adalah seorang profesor.
Namun, berkat doa dan dukungan dari dosen-dosen pendampingnya, Mujahid bertekad untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin. Suatu ketika, ketika khotib yang seharusnya bertugas berhalangan, takmir masjid segera menunjuk Mujahid untuk menggantikan. Meskipun merasa terkejut, ia menjawab, “Siap, Pak.” Namun, setelah itu, ia mulai merasa bingung tentang materi khutbah yang harus disampaikan.
Dengan penuh semangat, Mujahid mencari bahan khutbah di internet, meminta tolong pada takmir untuk mencetaknya, dan belajar sejenak sebelum berpidato. Alhamdulillah, khutbahnya berjalan lancar tanpa hambatan berarti. Ia merasa mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dari momen tersebut.
Ketika ditanya apakah ia merasa grogi saat berkhutbah di depan jamaah, ia menjawab, “Yah, awalnya grogi banget, ustaz. Tapi saya lihat jamaahnya mayoritas mahasiswa yang sama dengan saya, jadi saya tidak fokus kepada bapak-bapak. Saya hanya melihat ke arah para mahasiswa.” Jawabnya lugas. Ini menunjukkan bagaimana ia berhasil mengalihkan fokus dan menemukan kepercayaan diri saat tampil sebagai khotib.
Beberapa hari kemudian, takmir kembali meminta Mujahid untuk mengisi kajian kitab Hadits. Meskipun merasa tidak memiliki kemampuan yang cukup, ia menolak dengan sopan, khawatir mengecewakan jamaah yang mayoritas adalah bapak-bapak dan ibu-ibu.
Program Pengabdian berbasis Masjid ini dirancang untuk memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa Kader Dai Pelosok Negeri binaan MDN setelah dua tahun menjalani perkuliahan di STAI Luqman Al-Hakim Surabaya. Diharapkan, pengalaman di masjid-masjid ini akan menjadi bekal berharga bagi mereka saat ditugaskan ke pelosok nusantara setelah lulus. Mujahid adalah contoh nyata bagaimana keberanian dan dukungan dapat membentuk karakter dan menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan. M. Idris