Surabaya, 20 Februari 2025 – Untuk meningkatkan kualitas dakwah di tengah masyarakat, Tim Mitra Dai Nusantara (MDN) turut serta dalam kegiatan Upgrading Dai Hidayatullah yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) Hidayatullah Surabaya. Acara bertema “Menjadi Da’i yang Produktif dan Mencerahkan” ini bertempat di Aula Rahmat Rahman, Kampus Utama Hidayatullah Surabaya.
Dalam kesempatan tersebut, panitia menghadirkan Prof. Dr. H. Moh. Ali Aziz, M.Ag, Guru Besar UIN Sunan Ampel, sebagai pemateri utama. Beliau menekankan pentingnya seorang dai terus belajar dan meningkatkan kompetensi, baik sebagai pembicara (public speaker) maupun sebagai imam yang baik.
Meningkatkan Kompetensi Dai dan Imam
Pada sesi materi, Prof. Ali Aziz menyoroti beberapa poin penting terkait kompetensi seorang dai:
- Kompetensi Kepribadian: Dai harus memiliki karakter yang kuat dan kepribadian yang menarik.
- Profesionalisme: Menguasai materi dengan baik dan menyampaikannya secara sistematis.
- Kompetensi Komunikatif: Mampu memahami audiens dan berinteraksi secara efektif.
- Kompetensi Sosial: Mampu membangun hubungan baik dengan masyarakat.
Menurut Prof. Ali Aziz, seorang dai harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam berdakwah. “Keberanian tampil di depan masyarakat menjadi kunci untuk komunikasi dakwah yang efektif,” ujarnya.

Beliau juga menyinggung konsep Source Credibility, yaitu kepercayaan audiens kepada pembicara berdasarkan kredibilitas, pengalaman, dan kompetensi. Faktor ini menjadi penting agar pesan dakwah dapat tersampaikan dengan baik.
Menjadi Imam yang Baik
Selain kompetensi berdakwah, Prof. Ali Aziz menekankan pentingnya kemampuan menjadi imam sholat. Beliau menegaskan bahwa keberanian adalah modal utama. “Lebih baik berani daripada bisa tetapi tidak berani,” tuturnya. Adapun kompetensi yang harus dimiliki imam adalah:
- Pemahaman yang baik tentang aturan sholat berjamaah.
- Penguasaan standar bacaan Al-Qur’an atau surat pilihan.
- Kemampuan membaca dengan lagu (tilawah) yang baik dan mengesankan.
- Penampilan rapi, mengenakan pakaian terbaik saat memimpin sholat.
Latihan yang konsisten dan terus-menerus juga menjadi kunci utama untuk meningkatkan kualitas seorang imam maupun dai. “Lebih baik mempertahankan sesuatu yang sudah indah daripada mencoba hal baru yang belum tentu sesuai,” tambahnya.
Durasi dan Persiapan Khutbah
Dalam sesi terakhir, Prof. Ali Aziz menyoroti pentingnya memperhatikan durasi khutbah agar tetap efektif dan tidak membuat jemaah kehilangan fokus:
Khutbah pertama: 8–10–15 menit
Khutbah kedua: 3 menit
Beliau menganjurkan agar persiapan khutbah dilakukan sepekan sebelumnya, sehingga dai memiliki waktu untuk berlatih dan mematangkan materi. “Dengan begitu, kita juga bisa mempelajari psikologi audiens agar pesan yang kita sampaikan benar-benar diterima,” jelasnya. Selain itu, penting untuk menghindari kesan negatif dari audiens, baik dari segi isi maupun cara penyampaian khutbah.
Sebagai bagian dari gerakan dakwah, Tim MDN menyambut baik acara Upgrading Dai ini. Bagi mereka, kegiatan ini merupakan wadah strategis untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas dalam menyampaikan pesan Islam di tengah masyarakat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang semakin terasah, para dai diharapkan mampu menjadi pencerah umat yang tidak hanya produktif, tetapi juga inspiratif.
“Kegiatan ini memberikan kami motivasi dan ilmu baru. Kami yakin dengan terus mengasah diri, kami dapat menyampaikan dakwah yang mencerahkan dan membangun”, ujar salah satu perwakilan dari tim mdn
Melalui acara ini, Tim MDN berkomitmen untuk terus bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat dan lembaga dakwah lainnya, sehingga tujuan untuk menghadirkan dakwah yang santun, mendalam, dan relevan bagi semua lapisan masyarakat dapat tercapai.
Suara MDN/AJ