Surabaya, Jumat (25/07/2025) Kiprah para calon dai muda terus menunjukkan geliat positif melalui berbagai aktivitas dakwah yang mereka jalani. Salah satunya tampak pada pelaksanaan Shalat Jumat hari ini di Masjid Darul Arqom Indonesia, di mana Saudara M. Rijal Aslam, kader dai asal Bandung, Jawa Barat, ditunjuk menjadi khatib Jumat.
Penugasan ini merupakan bagian dari rangkaian penugasan internal sebagai bekal kesiapan para kader sebelum terjun langsung ke masyarakat pelosok. Dalam kesempatan ini, Rijal tampil dengan penuh keyakinan dan menyampaikan khutbah bertema “Kesabaran sebagai Pilar Kekuatan Seorang Muslim”.
Dalam khutbahnya, Rijal menekankan bahwa sabar bukan hanya sekadar menahan emosi, tetapi sebuah sikap aktif yang menunjukkan kekuatan hati dan keteguhan iman. Ia mengutip ayat-ayat Al-Qur’an serta menampilkan beberapa kisah para nabi dan sahabat dalam menghadapi ujian, sebagai inspirasi dan teladan umat.
“Sabar itu bukan berarti diam tanpa ikhtiar, tapi tetap melangkah meski tertatih, dan tetap teguh meski disakiti. Ini adalah kunci dari kemenangan dakwah para nabi dan kekokohan umat Islam sepanjang zaman,” tegas Rijal dalam khutbahnya.
Para jamaah yang hadir tampak menyimak dengan khidmat, sementara suasana masjid berjalan dengan tenang dan tertib. Penampilan Rijal sebagai khatib tidak hanya menunjukkan penguasaan materi, tetapi juga keberanian dalam menyampaikan pesan dakwah di hadapan publikmsalah satu kompetensi penting yang dibutuhkan seorang dai di medan tugas.
Penugasan khutbah ini merupakan bagian dari proses pembinaan menyeluruh yang dijalani para kader dai pelosok negeri. Sebelumnya, mereka telah dibekali dengan pelatihan teknis, ilmu syar’i, kemampuan public speaking, serta manajemen kegiatan dakwah berbasis masjid. Tujuannya adalah agar mereka mampu menjadi motor penggerak dakwah, pendidik masyarakat, dan imam teladan di tempat mereka akan ditugaskan nantinya.
M. Rijal Aslam merupakan satu dari puluhan kader dai yang telah disiapkan oleh Mitra Dai Nusantara (MDN) untuk menjalankan misi dakwah di berbagai daerah terpencil di Indonesia. Komitmen dan semangatnya dalam belajar menjadi khatib mencerminkan kesiapan generasi muda untuk hadir sebagai solusi dakwah dan pendidikan umat di tengah keterbatasan akses dai di daerah-daerah pelosok.
Dengan adanya penugasan-penugasan seperti ini, para kader tidak hanya mengasah keterampilan mereka dalam menyampaikan khutbah, tetapi juga menginternalisasi makna kepemimpinan, keteladanan, dan keberanian dalam membawa risalah Islam ke penjuru negeri.
Suara MDN/JL MENKO
