Surabaya, 13 Oktober 2025 – Mitra Dai Nusantara (MDN) berkolaborasi bersama Kepala Kepengasuhan Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) Surabaya dalam menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Khutbah Jum’at Kader Dai Nusantara yang digelar pada Senin pagi (13/10) di Masjid Darul Arqam, Surabaya.

Kegiatan yang dimulai selepas salat Subuh ini menghadirkan Ustadz Wahid Abdurrohman, M.Pd., salah satu tim Kepengasuhan STAIL Surabaya, sebagai narasumber utama. Pelatihan ini merupakan bagian dari program penguatan keterampilan dakwah bagi para kader dai sebelum mereka diterjunkan berdakwah di masyarakat, khususnya dalam kemampuan berkhutbah di mimbar Jumat.
Dalam pemaparannya, Ustadz Wahid Abdurrohman, M.Pd. menegaskan pentingnya seorang dai memahami konteks sosial dan kondisi masyarakat ketika menyampaikan khutbah. “Ketika berdakwah atau berkhutbah, seorang dai harus mampu menyesuaikan materi dengan situasi dan kondisi masyarakat, agar pesan yang disampaikan tidak bertentangan dengan syariat Islam,” ujarnya.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan langkah-langkah dalam mempersiapkan khutbah yang baik. “Tentukan tema yang sesuai, buat poin-poin pentingnya, sertakan dalil yang relevan, lalu pahami dengan baik. Di atas mimbar, kuasai materi secara sempurna, sampaikan dengan suara lantang dan tegas, hindari suara monoton, gunakan gestur tubuh yang berwibawa, dan variasikan intonasi suara,” jelasnya.
Pelatihan ini berlangsung dengan suasana yang interaktif. Para kader diberi kesempatan berdialog dan bertanya langsung kepada pemateri. Salah satunya Agil, mahasiswa semester V sekaligus kader dai, menanyakan hukum pelaksanaan salat sunnah ketika azan telah dikumandangkan. Menanggapi hal tersebut, Ustadz Wahid Abdurrohman, M.Pd. menjelaskan bahwa perbedaan pendapat dalam hal ini berakar dari pandangan ulama terkait hukum mendengar dan menjawab azan.
“Ada ulama yang berpendapat bahwa mendengarkan dan menjawab azan itu sunnah, sehingga ketika azan berkumandang seseorang boleh melaksanakan salat sunnah. Namun, bagi yang berpendapat wajib, maka ia perlu menunggu azan selesai terlebih dahulu, baru kemudian salat sunnah dan mendengarkan khutbah. Keduanya memiliki dasar pandangan masing-masing,” paparnya.
Dalam sesi penutup, Ustadz Wahid Abdurrohman, M.Pd. menekankan pentingnya latihan berkhutbah bagi para kader dai sebagai bentuk pembiasaan diri. “Yang terpenting di awal adalah melatih mental berbicara di depan publik. Gunakan teks yang pendek dan benar-benar dikuasai. Setelah itu, latih pengaturan intonasi suara agar penyampaian lebih hidup dan menyentuh jamaah,” pesannya.
Menutup kegiatan, Ketua Kepengasuhan STAIL, Ustadz Alim Puspianto, M.I.Kom, menyampaikan apresiasi terhadap semangat para kader dai. Ia menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan langkah nyata dalam peningkatan kualitas dan profesionalitas dai muda. “Pelatihan khutbah ini bertujuan untuk meningkatkan dan upgrade skill para kader dai, agar mereka mampu tampil percaya diri dan berwibawa di mimbar,” ujarnya.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan para kader Mitra Dai Nusantara semakin siap menjadi dai yang berilmu, berakhlak, dan berkompeten dalam menyampaikan risalah Islam di tengah masyarakat, khususnya melalui mimbar Jumat.