Santri Kader Dai Pelosok Negeri ikuti sosialisasi program penguatan perkaderan di masjid Darul Arqom Surabaya. (25/6/24)
Suasana selasa pagi di kampus Kader Dai Pelosok Negeri terasa berbeda dengan biasanya. Kegiatan halaqoh Al Qur’an yang rutin dilaksankan berubah menjadi kegiatan penguatan pengkaderan. Kegiatan yang dilaksnakan di masjid Darul Arqom tersebut diikuti oleh seluruh pengasuh dan santri Kader Dai Pelosok Negeri tingkat IV.
Kegiatan penguatan perkaderan tersebut dilakukan dalam rangka mempersiapkan kader yang benar-benar siap untuk berdakwah di tengah masyarakat. Mengingat santri Kader Dai Pelosok Negeri tingkat IV akan segera ditugaskan ke beberapa tempat baik di Surabaya maupun di kota-kota lainnya se Jawa Timur.
Program penguatan perkaderan tersebut meliputi penguatan diaspek ibadah, kedisiplinan, skill, karakter dan aspek penting lainnya. Secara teknis program penguatan ini terbagi menjadi 2 tahap yaitu tahap pertama (Juni-Juli) dan tahap kedua (Agustus). Pada tahap pertama ini peraturannya masih sedikit disesuaikan agar para santri bisa menyesuaikan diri. Sedangkan ditahap kedua nantinya akan diterapkan pengkondisian yang maksimal dan ideal.
Robinsah, selaku kepala pengasuh menyebutkan, penguatan ini bertujuan untuk memaksimalkan proses perkaderan. Selain itu juga agar kedisiplinan bisa tegak maksimal di lingkungan asrama santri Kader Dai Pelosok Negeri.
“Penguatan ini adalah dalam rangka menyiapkan kader-kader yang benar-benar siap diterjunkan ke masyarakat nantinya. Selain itu kita ingin kedisiplinan benar-benar ditegakkan dengan maksimal. Perlu diketahui, peraturan itu bukan untuk menakuti, tapi untuk memperbaiki diri”. Tuturnya.
Pria kelahiran asli Lampung tersebut juga menambahkan bahwa program penguatan bertujuan untuk menjadikan semua santri dan pengasuh menjadi baik dan lebih baik lagi.
“program ini adalah dalam rangka menjadikan kita semua menjadi lebih baik dan lebih baik lagi”. Tambahnya
Berikutnya, kegiatan sosialisasi penguatan perkaderan tersebut ditutup dengan sarapan pagi berjama’ah bersama para santri dan asatidz dengan menu yang masih bernuansa Idul Adha yaitu sate kambing dan nasi kebuli yang menggoda. (Sang Pejuang)