Berita / Featured / Fundraising

Dibalik Padatnya Aktifitas Kader Dai Pelosok Negeri

Aktifitas yang padat, terjadwal dan selalu dalam pantauan adalah sebuah realita dalam sebuah proses perkaderan. Demikian pula yang dijalani oleh seluruh santri Program Beasiswa Kader Dai Pelosok Negeri yang sedang menempuh proses perkaderan di kaki Gunung Penanggungan Desa Seloliman, Mojokerto. 10/02/2024

Setiap orang memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam setiap harinya. Namun pemanfaatan waktu yang dilakukan setiap orang tentu berbeda-beda. Ada yang memanfaatkannya dengan hal-hal yang positif ataupun negatif. Atau bahkan ada yang menyia-nyiakan waktu tersebut tanpa melakukan apapun yang bermanfaat. Begitu juga sebaliknya ada seseorang yang mampu memaksimalkan waktu dengan penuh karya yang membanggakan.

Kata orang, menjadi santri itu banyak tidak enaknya daripada enaknya. Bahkan ada yang mengatakan asrama atau pondok pesantren adalah sebuah “penjara suci”. Bagaimana tidak, setiap hari mereka harus berkutat di lingkungan asrama dengan jadwal yang sangat padat. Aktifitas keseharian mereka senantiasa di awasi agar sesuai dengan peraturan dan target yang sudah ditentukan.

Begitu pula dengan aktivitas santri Kader Dai Pelosok negeri yang sedang berproses menempa diri di kaki Gunung Penanggungan. Dimulai dari 02.30 WIB dini hari mereka harus sudah bangun dan menunaikan shalat malam atau Qiyamul lail secara berjama’ah. Sambil menunggu waktu subuh tiba, mereka memanfaatkannya dengan membaca atau muraja’ah hafalan Al-Qur’an. Selepas wirid pagi mereka setiap harinya secara bergantian akan berlatih ceramah singkat atau kultum. Kemudian dengan penuh semangat dan tertib mereka akan mengikuti halaqoh dan setoran hafalan Al Qur’an.

Mengingat tempat yang mereka tinggali sekarang ini merupakan tempat yang baru saja dibuka “babat alas”, maka sebelum bersih diri dan sarapan pagi, mereka melakukan kerja bakti bersih-bersih lahan di sekitaran asrama dan masjid. Tentunya selain lokasinya menjadi bersih, dengan kerja bakti ini juga akan menjadikan mereka terhindar dari gangguan hewan liar, seperti ular, kalajengking, kelabang dan sebagainya.

Sebelum memulai aktifitas pembelajaran di jam 08.00 WIB, santri Kader Dai Pelosok Negeri dibiasakan melaksanakan shalat Dhuha setiap harinya. Kemudian dilanjutkan dengan mengikuti materi tahsin, matan tuhfatul atfal, matan jazariyah dan tentunya keilmuan Islam lainnya. Setelah menunaikan sholat Dzuhur dan menyantap makan siang, para santri Kader Dai Pelosok Negeri akan mengikuti materi diniyah yang bertempat di masjid.

Setelah menunaikan sholat Ashar dengan berjama’ah, para santri istiqomah membiasakan diri untuk wirid sore. Kerja bakti, life skill beternak dan berkebun menjadi aktivitas penutup sebelum mereka bersih diri untuk menunaikan sholat Magrib. Tentunya semua kegiatan tersebut selalu dalam pendampingan pengasuh yang juga melibatkan beberapa santri sebagai PJ nya.

Makan malam akan dinikmati santri setelah mereka keluar dari masjid selepas sholat Magrib. Kemudian dilanjutkan dengan sholat Isya dan membaca dua surat dalam Al Qur’an yaitu surat As Sajadah dan AL Mulk. Adapun kegiatan kesantrian dalam rangka penguatan aspek Qiyadiyah dimaksimalkan diwaktu malam sampai jam 21.30 WIB.

Begitulah gambaran perjuangan santri Kader Dai Pelosok Negeri dengan aktifitas yang padat membuat mereka harus pandai dalam mengatur waktu. Jika tidak, aktifitas yang terjadwal akan menjadi terbengkalai. Menariknya, diantara aktifitas perkaderan yang padat tersebut para kader tak hanya diajarkan materi-materi diniyah saja.

Namun ada beberapa lifeskill yang akan mereka pelajari mulai dari penguasaan bahasa asing, bertani hingga beternak kambing. Ditambah lagi dengan aktivitas hari Sabtu dan Ahad yang sangat membutuhkan fisik yang kuat. Karena di 2 hari tersebut para santri Kader Dai Pelosok Negeri akan diajak olah raga dan kerja bakti yang porsinya lebih lama dari biasanya.

Life skill dan pengkondisian fisik tersebut menjadi penting khususnya sebagai bekal saat mereka ditugaskan di pedalaman nantinya. Apalagi di kampus perkaderan ini telah tersedia lahan seluas 5 ha yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung proses tersebut. Ada lahan untuk pertanian, lahan peternakan dan tentunya secara otomatis bisa digunakan sebagai media melatih kekuatan jasadiyah. Karena lokasinya berada di kaki Gunung Penanggungan yang berbentuk perbukitan dan semak belukar. (sang Pejuang)

Mari kita dukung program Mitra Dai Nusantara

Silahkan berdonasi langsung ke BNI : 611 1442 022, Muamalat: 702 0040 540
A.n. Mitra Dai Nusantara

Bagikan tulisan ini!

Ajak keluarga, saudara, dan kawan untuk mendapatkan inspirasi

Tinggalkan komentar